One Day One Post

one-day-one-post

Gambar diambil dari google

“Mbak, tolong dilihat tulisan saya ya?  Siapa tahu ada tambahan!  Atau menurut Mbak gimana baiknya?”, permintaan salah satu seniorku pagi ini.  Beliau memang sedang menyiapkan materi untuk siaran radio bersama timnya.  Tema sudah dipilih, naskah pun telah ditulis.  Hasil akhirnya beliau ingin agar aku mengedit jika memang konsep dari mereka dirasa kurang.  Aku setuju!  Mengambil kertas yang beliau sorongkan dan mulai membaca.

Sampai disini kemudian aku teringat nasib tulisan-tulisanku.  Sampai saat ini tentu saja aku masih menulis!  Hanya saja beda format dan media.  Menulis untuk diri sendiri di blog pribadi tentu saja berbeda dengan menulis untuk lembaga.  Terutama jika tulisan itu pada akhirnya ditujukan agar mampu merepresentasikan citra positif lembaga yang diwakili.  Pilihan kata, kalimat dan susunan paragraf benar-benar harus dipilah berkali-kali.  Sampai tulisan kelima terlahir, aku pun mulai tertawa geli!  Kok semuanya

monoton gini yah?  Hehe….

Tulisan bergaya feature, hasil praktek pelatihan jurnalistik kemaren sepertinya masih membekas.  Awalnya sih oke, tapi makin kebelakang malah terasa hambar.  “Lho…kok malah monoton gini sih?”, aku mengeluh dalam hati.

Dan ini bukanlah semata-mata ditimbulkan perasaan perfeksionismeku sendiri.  Pak Bos yang senantiasa mengawal setiap berita yang kuterbitkan pun merasakannya.  Di tulisan keempat, beliau mulai banyak membolak-balik paragraf yang kutulis.  Menambahkan kalimat-kalimat baru demi menyegarkan  suasana tulisan, hehe….

Aihhh, sebagai penulis pengolah berita lembaga rasanya keadaan ini akan berbahaya jika tak ditindaklanjuti.  Perlukah mengusut sebabnya?  Secara personal, iya!  Aku mulai berevaluasi lagi dan lagi!  Tapi kemudian tak perlu kubagi disini yaa?  Nanti malah mirip sebuah pembenaran atas kelalaianku mengembangkan diri dalam menulis.  Aku sedang tak ingin mencari kambing hitam!

Bagaimanapun jika aku benar memahami maksud dari persoalan yang hadir di hadapanku maka jawabannya selalu terentang di depan.  Jika jawaban pertama keliru, aku bisa selalu mengulangnya!  Karena itulah, kesempatan ini kugunakan untuk menantang diriku sendiri untuk menerbitkan satu tulisan setiap hari selama seratus hari kedepan!

Hidup ini tentu saja lebih indah jika kita memiliki perilaku dan kebiasaan positif.  Bukankah katanya kesuksesan itu acapkali ditentukan oleh tatanan perilaku yang kita lakoni?  Dan perilaku tentunya akan dipengaruhi serentetan kebiasaan positif yang terus kita lakukan.  Hari demi hari, tahun demi tahun.  Sungguh ironis jika aku berpuas diri hanya dengan tetap menjaga satu atau dua tulisan terbit setiap bulan di blog ini padahal ingin tetap menjaga kebiasaan menulis!

Maka kuputuskan tak perlulah berformat panjang seperti tulisan yang lalu-lalu!  Apalagi mengejar kesempurnaan tulisan yang ujung-ujungnya malah berakibat tulisan terhenti di tengah jalan!  Maka kutetapkan saja, target sementara cukuplah membuat sebuah tulisan singkat setiap hari.  Sekedar tulisan ringan, kisah yang terjadi di sekitar ataupun mungkin pelajaran-pelajaran penting yang kudapat selama seratus hari kedepan!

Aku cukup optimis, bahkan jika hanya menulis setiap hari di blog ini saja tentunya akan memberikan progress positif bagi perkembangan aktivitas menulisku.  Entah buat diri pribadi dan juga lembaga.  Setidaknya aku bisa kembali belajar menjaga produktivitas juga menggali kreativitas!  Lagipula, telah lama blog ini terlantar.  Ibarat sebuah rumah, bangunannya sudah tak terawat sekali!  Cat sudah mulai mengelupas dimana-mana, lantai penuh debu dan rumput liar tumbuh memenuhi halamannya.  Sebagai pemilik rumah, siapa yang tak sedih melihatnya?  Mungkin inilah saatnya bagiku berbenah!

Saatnya menantang diri sendiri dengan one day one post!  Start small, get early wins and then move on!

 

*Ditulis diantara “camuhnya” jadwal pameran yang sambung-menyambung…^_*

2 respons untuk ‘One Day One Post

Tinggalkan komentar